Penelitian skripsi/thesis kalian termasuk penelitian korelasional?Jika iya, materi ini bisa membantu kalian dalam memahami konspe analisis penellitian korelasiaonal. Analisis korelasional merupakan salah satu jenis dari statistik inferensia yang digunakan dalam melakukan analisis untuk penelitian korelasional
Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Analisi korelasional merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variable atau lebih yang bersifat kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah variable independent (bebas) dan variable dependent (terikat).
Perhatikan Konsep analisis korelasional berikut ini.
Analisis korelasional dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Bivariate Correlation: korelasi/hubungan antara satu variable independend dengan satu variable dependent
- Partial Correlation: korelasi/hubungan secara parsial atau sendiri-sendiri antara variable independend dengan variable dependent
- Multiple Correlation atau Korelasi Ganda: korelasi/hubungan secara bersama-sama antara lebih dari satu variable independend dengan satu variable dependent
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis korelaional yaitu:
- Menentukan nilai koefisien korelasi disimbulkan dengan r atau ρ (rho)
- Besarnya nilai koefisien korelasi anata -1 sampai dengan 1. (Note: Jika kalian menghitung nilai korelasi (r) kurang dari -1 dan lebih dari 1, sudah dapat dipastikan kalian salah menghitung)
- Koefisien korelasi digunakn untuk melihat keeratan antar variabel dan arah hubungan antar variabel.
- Kearatan hubungan antar variabel dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) semakin mendekati -1 atau 1 maka kekuatan hubungannya semakin besar.
- Arah korelasi ada dua yaitu positif (+) dan negative (-)
- Berarah positif atau hubungan yang searah artinya jika salah satu variabel mengalami kenaikan maka variabel lain juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya, jika salah satu variabel mengalami penurunan maka variabel lain juga akan mengalami penurunan. Besarnya niali koefisien korelasi adalah 0 ≤ r ≤ 1
- Arah negatif atau hubungan yang berkebalikan, artinya jika salah satu variabel mengalami kenaikan maka variabel lain akan mengalmi punurunan. Besarnya niali koefisien korelasi adalah -1 ≤ r < 0
Analisis korelasional untuk statistik parametric dan nonparametrik berbeda. Untuk statistik parametrik kita menggunkan Pearson Correlation, sedangkan pada statistic nonparametric bisa menggunakan korelasi Kendall’s tau, spearman rank dan contingency coefficient
Pengujian Hipotesis Analisis Korelasional
Perhatikan Bagan berikut ini
- Rumusan Hipotesis
- Ho: ρ = 0 (Tidak ada hubungan antara X dengan Y)
- Ha: ρ ≠ 0 (Ada hubungan antara X dengan Y)
- Taraf signifikansi: α (1%, 5% atau 10%
- Statistik Uji:
Ada dua alternatif dalam penggunaan statistik uji pada analisis korelasional,yaitu:
- Statistik Uji-t; nilai korelasi yang diperoleh selanjutnya dimasukkan pada rumus staitistik uji t
- Nilai r yang diperoleh langsung dibandingkan dengan tabel distribusi r (r-tabel, dengan derajat bebas n-2)
Note: Menggunakan uji-t atau langsung membandingkan nilai korelasi dengan r-tabel tidak masalah, tergantung dari pembimbing kalian. Kalo saya pribadi berpendapat lebih tepat menggunakan uji-t.
- Kriteria penolakan
- Uji-t: Ho ditolak jika t0 > t tabel (tα,n-2) {dalam melihat tabel distribusi t, perhatikan untuk uji satu arah (one-tailed) atau dua arah (two-tailed)}
- Tabel-r: Ho ditolak jika r-hitung > r-tabel dengan df=n-2
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada kriteria penolakan. Hipotesis yang diterima itulah yang menjadi kesimpulan dalam pengujian hipotesis.
Nah itu dia penjelasan dari saya semoga bisa bermanfaat dan tentunya menjadi lebih mudah dalam memahami analisis korelasional.
Happy learning 🙂