Tak sedikit dari klien saya ketika konsultasi tentang hasil olah data penelitiannya sering bertanya, “Mb bedanya one tailed sama two tailed itu apa sih? kalo penelitian saya itu termasuk one tailed atau two tailed?”, waktu mengajar mata kuliah statistic inferensia, juga masih banyak mahasiswa yang binggung dalam menentukan wilayah kritis atau daerah penolakan dalam pengujian hipotesis penelitian, mau pake one tailed (satu sisi) atau two tailed (dua sisi)? Sama seperti saya dulu jaman kuliah S1, tapi setelah masuk S2, diperdalam lagi dan akhirnya paham. Tidak sulit sebetulnya, yang penting paham konsepnya.
Nah dari kedua pengalaman tersebut, maka seorang dosen khususnya dosen statistik, ketika menjelaskan mengenai konsep pengujian hipotesis, maka dalam menyampaikan point kriteria penolakan atau daerah kritis harus bisa menyampaikan perbedaan antara one tailed dengan two tailed, agar ketika mahasiswa terjun ke penelitian, mereka tidak binggung lagi kapan harus menggunakan one tailed dan kapan harus menggunakan two tailed, lalu apa sih perbedaannya?
One tailed (satu sisi) atau two tailed (dua sisi) digunakan dalam menentukan kriteria penolakan dalam pengujian hipotesis. Masih banyak mahasiswa yang binggung dalam menentukan kapan menggunakan one tailed dan kapan menggunakan two tailed.Walaupun pada kenyatannya, one tail atau two tail bukan menjadi persoalan yang besar dalam kriteria pengambilan keputusan (sering diabaikan). Sekarang kita pahami dulu makna dari One tailed (satu sisi) atau two tailed (dua sisi)
1. One tailed, atau sering disebut uji satu arah atau uji satu sisi
Kunci dalam menentukan pengujian one tailed (satu sisi) yaitu dalam perumusan hipotesis disebutkan arah hipotesisnya (positif,negative,lebih besar, lebih kecil)
Contoh:Ha: Ada pengaruh positif antara X terhadap Y; Ha: Rata-rata A lebih besar dari rata-rata B; Ha: Ada hubungan negative antara X terhadad Y
Perhatikan ilustrasi wilayah kritis atua daerah penolakan dalam pengujian satu sisi (Kurva Distribusi Z)
Dalam uji satu sisi, ada dua jenis, yaitu sisi kiri atau negatife (-α) dan sisi kanan atau positif (α).
- Sisi kiri atau arah negatif, maka Nilai statistik hitung Z dibandingan dengan Distribusi Z tabel negatif. Karna wilayah kritis terletak di sebelah kiri taraf signifikansi (-α), maka tandanya “lebih kecil”, sehingga kriteria penolakan: Ho ditolak jika Z hitung < -Z (α). Kenapa {-Z (α)}, karena arahnya bersifat negatif
- Sisi kanan atau arah positif, maka Nilai statistik hitung Z dibandingan dengan Distribusi Z tabel positif. Karna wilayah kritis terletak di sebelah kanan taraf signifikansi (α), maka tandanya “lebih besar”, maka kriteria penolakan: Ho ditolak jika Z hitung > Z (α).
2.Two tailed atau sering disebut uji dua arah,atau uji dua sisi.
Kunci dalam menentukan penggunaan uji dua arah yaitu dalam perumusan hipotesis tidak disebutkan arahnya.
Contoh: Ha: Ada pengaruh antara X terhadap Y; Ha: Terdapat perbadaan antara A dan B; Ha: Ada hubungan antara X terhada Y.
Perhatikan ilustrasi wilayah kritis atua daerah penolakan dalam pengujian satu sisi (Kurva Distribusi Z)
Karna dua sisi (sisi kanan dan sisi kiri) maka taraf signifikansi (α) dibagi dua sehingga sisi kiri dibatasi oleh {-Z(α/2)} dan sisi kanan dibatasi oleh {Z(α/2)}, sehingga daerah penolakan untuk pengujian dua sisi ada dua yaitu:
Ho ditolak jika Z hitung < Z tabel {-Z(α/2)} atau Z hitung > Z tabel {Z(α/2)}
Nah guys, itulah cara membedadakan kapan menggunakan one tailed (satu sisi) kapan menggunakan two tailed (dua sisi), semoga tidak binggung lagi ya :0
Happy Learning 🙂
Baca Juga “Konsep & Langkah-langkah pengujian hipotesis“