Uji Validitas: Konsep dan Jenis

Diposting pada

Validitas atau sering disebut dengan kesahihan merupakan ketepatan alat ukur dalam mengukur apa yang akan diukur. Alat ukur yang dimaksud adalah instrument baik instrument tes maupun nontes.

validitas

Contoh: misalkan kalian akan mengukur tinggi badan, maka alat ukur yang digunakan adalah meteran. Kemudian misalnya kalian akan mengukur berat badan maka instrument yang kalian gunakan adalah timbangan. Nah sekarang bagaimana jika kalian mau mengukur sikap seseorang atau prestasi sesorang, kira-kira alat ukur yang kalian gunakan apa? Angket? Tes? Atau apa?

Keberadaan alat ukur inilah yang selanjutnya perlu dilakukan pengujian terhadap ketepatan alat ukur yang akan digunakan, apakah sudah sesui atau valid?sesui saja masih kurang dalam menggambarkan validitas instrument, lalu instrument yang kalian gunakan apakah sudah tepat? Bagaimana mengukur ketepatan instrument yang kita gunakan? Sebelum itu mari kita pahami jenis-jenis validitas berikut ini.

Validitas dibedakan menjadi dua, validitas internal dan eksternal

Validitas Internal

Sering disebut dengan validitas logis (logical validity) ; “logis” dapat diartikan sebagai penalaran atau rasionalitas, sehingga berdasarkan arti tersebut maka Validitas internal didasarkan pada hasil penalaran atau rasionalitas. Instrument yang memilki validitas internal jika kriteria yang ada dalam instrument tersebut secara rasional (teoritis) mencerminkan apa yang diukur. Validitas internal dibedakan menjadi dua, yaitu:

Validitas Isi (Content Validity)

  • Ketepatan suatu alat ukur ditinjau berdasarkan isi alat ukur tersebut. Instrument yang harus mempunyai validitas isi yaitu instrument yang berbentuk tes.
  • Sebuah tes dikatakan memilki validitas isi jika instrument tes tersebut mampu mereprensentasikan atau menggambarkan kompetensi yang dikembangkan sesuai dengan materi yang diberikan. Dengan kata lain indikator dan butir soal tes sesuai dengan materi yang diberikan atau dikembangkan.
  • Pengujian validitas Isi dapat dilakukan oleh pendapat ahli (Judgement Ahli) sesuai dengan kompetensi yang akan diukur (Expert Judgement)
  • Contoh: Jika ingin mengukur kemampuan matematika, maka butir tes yang diberikan harus sesui dengan materi atau SKKD/KIKD yang diberikan dalam proses pembelajaran. Maka ahli yang dapat memberikan penilian terhadap butir-butir tes tersebut ahli dibidang matematika atau pengukuran.

Validitas Konstruk (Construct Validity)

  • Validitas konstruk didasarkan pada sejauh mana instrument yang digunakan mampu mengukur konsep dari suatu teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan instrument. Oleh sebab itu dalam penyusunan instrument, perlu adanya difinisi atau gambaran mengenai variable yang akan diukur.
  • Sebuh tes dikatakan valid secara konstruk ketika butir-butir yang digunakan mengukur setiap aspek yang sudah disebutkan dalam proses pembelajaran
  • Pengujian valditas konstruk dapat dilakukan oleh melalui pendapat ahli (Judgement Ahli) sesuai dengan kompetensi yang akan diukur (Expert Judgement)

 

Validitas Eksternal

Validitas eksternal sering disebut dengan validitas empiris. Kriteria validitas ini didasarkan pada kriteria yang ada diluar instrument yaitu berdasarkan pada fakta empiris atau pengalaman. Validitas eksternal dibedakan menjadi dua, yaitu:

Validitas Kesejajaran (Concurrent Validity)

  • Instrumen dikatakan memilki validitas kesejajaran yaitu instrument yang sudah ada (tersedia) dan sudah teruji berdasarkan pengalamannya.
  • Dapat digunakan untuk instrument tes maupun nontes

 

Validitas Prediktif (Predictive Validity)

  • Prediktif berarti memperkirakan/meramalkan sesuatu hal yan akan terjadi pada masa yang akan datang
  • Istrument memiliki validitas prediktif ketika instrument tersebut mampu meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang mengenai hal yang sama
  • Digunakan untuk instrument tes
  • Contoh: tes masuk perguruan tinggi, individu yang lolos tes masuk, diperkirakan mampu mengikuti perkuliahan yang akan dating. Dikatakan memilki validitas prediktif ketika hasil tes masuk tersebut dapat mencerminkan kelulusan hasil tes individu tersebut selama mengikuti perkuliahan sesuai dengan tinggi rendahnya nilai tes pada saat ujian masuk. Jika individu dengan skor tes tinggi tetapi gagal mengikuti ujian semester maka tes masuk tersebut tidak memilki validitas prediktif.

Semoga kalian sudah tidak binggung lagi dalam menentukan jenis validitas mana yang sesuai dengan instrument kalian.

Baca juga tentang cara melakukan pengujian validitas dan reliabilitas berikut ini ya guys..

Happy Learning 🙂

 

Gambar Gravatar
sangat tertarik dalam bidang statistik & research, bisa diskusi/konsultasi kuliah,tugas akhir (TA, skripsi, tesis, disertasi) ngolahin data..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *