Analisis Kualitas Butir Soal Secara Kuantitatif (Klasik)

Diposting pada

Selain analisis kualitas butir soal secara kualitatif, analisis kualitas butir soal juga dapat dilakukan secara kuantitatif. Sesuai dengan namanya, maka analisis kualitas butir soal secara kuantitatif dilakukan sesuai dengan data empirik. Data empirik diperoleh dari respons (jawaban) soal yang telah diujikan.Analisis ini dilakukan untuk bentuk tes pilhan ganda (optional).

Analisis kualitas butir soal secara kuantitatif meliputi tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas pengecoh (keberfungsian distraktor). Butir soal yang baik adalah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, daya beda tinggi, dan pengecohnya berfungsi efektif

  1. Tingkat Kesulitan Butir (b)
  • Merupakan proporsi peserta tes yang menjawab benar untuk setiap butir soal

b=banyaknya peserta tes menjawab benar pada butir ke-i / jumlah seluruh peserta tes

  • Nilai tingkat kesulitan butir berkisar antara 0 sampai dengan 1
  • Semakin besar nilai tingkat kesulitan butir (mendekati 1) yang diperoleh maka semakin mudah butir soal tersebut, dan sebaliknya semakin kecil nilai tingkat kesulitan butir (mendekati 0) maka semakin sulit butir soal tersebut
  • Butir soal yang memiliki tingkat kesulitan sama dengan “0” berarti tidak ada peserta didik yang mampu menjawab butir soal itu dengan benar, dan bila butir soal memiliki tingkat kesulitan sama dengan “1” berarti semua peserta didik menjawab benar butir soal tersebut (sangat mudah).
  • Kriteria tingkat kesukaran butir, butir soal dikatakan sedang (dengan kata lain diterima) jika terletak pada interval 0,30 – 0,80 (Djemari Mardapi, 2012: 128-129).
  1. Daya Beda (a)
  • Berkaitan dengan kemampuan butir soal dalam membedakan karakteristik peserta tes yang berkemampuan tinggi (menguasi materi) dan peserta tes yang berkemampuan rendah (belum menguasai materi) dalam tes yang diujikan.
  • Daya beda butir tes dilihat dari nilai korelasi point biserial.
  • Nilai daya beda berkisar antata -1,00 sampai dengan 1,00.
  • Semakin tinggi nilai daya beda berarti semakin baik butir soal tersebut dalam membedakan peserta tes kelompok atas (skornya tinggi) dan peserta tes kelompok bawah (skornya rendah)
  • Nilai positif menunjukkan bahwa banyak peserta tes kelompok atas (memahami materi yang diajarkan) menjawab dengan benar butir soal tersebut dibandingkan dengan kelompok bawah (belum memahami materi yang diajarkan), dan sebaliknya jika bernilai negative menunjukkan berarti lebih banyak peserta tes kelompok bawah (tidak memahami materi yang diajarkan) menjawab dengan benar butir soal tersebut dibandingkan dengan kelompok atas (memahami materi yang diajarkan)
  • Besarnya indeks daya beda yang dilihat berdasarkan korelasi point biserial ≥ 0,30 (Djemari Mardapi, 2012: 128-129).
  • Jika suatu butir soal tidak dapat membedakan dengan baik karakteristik peserta tes, maka kemungkinannya: (a) kunci jawaban tidak tepat, (b) memiliki dua atau lebih kunci jawaban yang benar, (c) kompetensi yang diukur tidak jelas, (d) pengecoh tidak berfungsi, (e) materi yang ditanyakan terlalu sulit sehingga banyak peserta tes yang menebak jawaban, dan (f) sebagian besar peserta tes yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya (Kusaeri & Suprananto, 2012: 176).
  1. Keberfungsian Distraktor
  • Keberfungsian distraktor atau efektifitas pengecoh berkaitan dengan berfungsi tidaknya pilihan jawaban (pengecoh) yang telah dibuat
  • Pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Umumnya lebih dari 2.

Efektifitas pengecoh= banyaknya peserta tes menjawab pengecoh / jumlah peserta tes

  • Agar dapat berfungsi dengan baik, pengecoh harus dibuat homogen atau mirip dengan kunci jawaban
  • Besarnya distribusi distraktor yang dapat diterima paling sedikit 5 % (Djemari Mardapi, 2012: 128-129). Namun ada yang berpendapat bahwa besarnya distribusi distraktor minimal adalah (1/k) dimana k adalah banyaknya option jawaban.

Nah itu dia guys, cara melakuakan Analisis Kualitas Butir Soal Secara Kuantitatif, semoga bermanfaat..

Baca juga “Analisis butir soal secara kuantitatif menggunakan Iteman dan Cara membaca Output Iteman

Happy learning 🙂

 

Daftar Pustaka:

  • Djemari Mardapi. 2012. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika
  • Kusaeri & Suprananto. (2012). Pengukuran dan penilaian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Gambar Gravatar
sangat tertarik dalam bidang statistik & research, bisa diskusi/konsultasi kuliah,tugas akhir (TA, skripsi, tesis, disertasi) ngolahin data..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *